Kota Surabaya yang dikenal sebagai kota pahlawan juga dikenal sebagai sebuah kota yang memiliki lambang patung ikan sura dan buaya. Di balik patung ikan sura dan buaya tersebut tersimpan sejarah dalam pembuatannya.
Patung tersebut ternyata memiliki makna atau filosofi tersendiri. Pada kesempatan kali ini kita akan mengenal sejarah patung Surabaya yang dilambangkan dengan patung ikan sura dan buaya. Simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Mengenal Sejarah Patung Surabaya
Icon kota Surabaya yaitu patung ikan Sura dan Buaya nampaknya hadir tak terlepas dari cerita rakyat Surabaya yang selama ini sering diperdengarkan. Menurut cerita rakyat yang sekaligus menjadi legenda kota Surabaya tersebut, konon di lautan yang sangat luas terjadi suatu perkelahian antara ikan hiu atau yang disebut sebagai ikan sura.
Akibat perkelahian tersebut, ikan hiu merasa lelah dan pada akhirnya membuat kesepakatan tentang pembagian wilayah dengan buaya. Hasil dari kesepakatan tersebut membagi wilayah lautan untuk hiu dan daratan untuk buaya.
Akan tetapi karena ikan di lautan sudah habis, hiu pun mencari mangsa di sungai yang merupakan daerah kekuasaan milik buaya. Karena mengetahui hal tersebut, akhirnya buaya pun murka kepada hiu dan akhirnya pertarungan pun dimulai kembali.
Ikan menggigit ekor buaya dan buaya menggigit ekor si ikan sampai hampir putus. Pertarungan tersebut berakhir dengan ikan yang kembali ke lautan dan buaya tetap berada di daratan untuk mempertahankan kekuasaannya.
Terlepas dari cerita rakyat yang mengaitkan tentang kejadian perkelahian antara ikan sura atau ikan hiu dengan buaya, patung sura dan buaya dari kota Surabaya ini merupakan lambang yang menjadi simbol sifat keberanian pemuda Surabaya dalam menghadapi bahaya.
Ada beberapa tempat patung sura dan buaya bisa Anda temukan. Salah satu tempat dimana patung sura dan buaya bisa Anda temukan adalah terdapat di depan KBS (Kebun Binatang Surabaya). Lokasi dari patung ikan sura dan buaya yang pertama berada di Jalan Diponegoro, Darmo, Wonokromo, Surabaya. Patung ini dibangun dengan menggunakan bahan utama semen, pasir dan juga batu bata.
Tak banyak ornamen yang menjadi penghias patung. Dibuat dengan cara sederhana dan bukan merupakan hasil pahatan seni menjadikan kesannya semakin sederhana. Namun walau demikian, karya salah satu seniman patung dan dosen dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika (STKW) Surabaya ini patut diapresiasi. Terlebih nilai filosofi yang tersimpan dibaliknya sangatlah berharga bagi warga Surabaya sendiri.
Selain berada di depan Kebun Binatang Surabaya atau di daerah Darmo, terdapat beberapa titik lain yang menjadi lokasi tempat berdirinya patung ikan sura dan buaya. Dua titik lainnya yaitu di Bantaran Sungai Kalimas tepatnya berada di Taman Skate and Board di Jalan Ketabang Kali. Kemudian titik yang kedua berada di Bundaran Jalan Tanjung Priok.
Terlepas dari kisah sejarah tentang patung ikan sura dan buaya yang selama ini melegenda dan menjadi cerita rakyat turun temurun, kata Surabaya sendiri selama ini diyakini memiliki arti yang sangat filosofis. Kata sura secara harfiah berarti selamat. Sementara baya artinya bahaya. Sehingga sebenarnya arti dari Surabaya sendiri adalah selamat dari bahaya jika diartikan sesuai arti katanya.
Itulah kisah sejarah tentang patung sura dan buaya yang menjadi ikon Kota Surabaya. Semoga informasi yang kami bagikan tentang mengenal sejarah patung Surabaya di atas menjadi informasi yang menambah wawasan dan rasa cinta terhadap Indonesia, khususnya kota Surabaya.